Kamis, 10 Januari 2019


Tokyo Skytree Salah Satu Bangunan di Jepang Tahan Gempa dengan Sistem Struktur Konstruksi (Universitas Gunadarma Review)


Jepang terkenal dengan teknologi yang unik-unik dari segi manapun, khususnya dari segi konstruksi. Jepang menjadi panutan untuk merancang bangunan yang ramah lingkungan serta bisa menahan gempa. Negara ini adalah negara yang sering dilanda gempa, maka para ahli disana pun sudah menemui macam-macam bangunan supaya ketika gempa, bangunan itu mempu menahannya, dan tetap berdiri kokoh serta mengurangi korban jiwa.
Tokyo Skytree merupakan salah satu bangunan tahan gempa yang ada di jepang, bangunan ini berada di Sumida Tokyo, mulai dibangun pada 2008 dan selesai pada tahun 2012. Bangunan ini terinspirasi dengan akar pohon raksasa, dimana bangunan ini adalah bangunan tertinggi setelah Burj Khalifa. Tokyo Skytree punya ketinggian bangunan setinggi 634 m atau 2080 kaki. Bangunan ini fungsinya sebagai pemancar sinyal televisi dan radio juga sebagai tower observasi.
Tokyo Skytree memiliki bagian dasar seperti tripod atau berbentuk segitiga yang dapat berubah menjadi lingkaran ke atasnya Denah yang berbentuk segitiga dianggap kokoh dan stabil, serta lingkaran dapat mengantisipasi hempasan angin dari berbagai arah.
Penyangga pusat dan kerangka besi di buat terpisah, sehingga bergoyang karna gempa bumi, meraka akan bergoyang terpisah.
Pilar pusat yang dihubungkan menggunakan minyak peredam fleksibel (oil damper) pada 125 meter pertama. Oil damper dipasang 6 buah, sehingga penyangga utama tidak dapat menyenggol bagian dalam menara. Oil damper juga mampu menyerap tenaga dari gempa
Pilar pusat sebagai penyeimbang yang membuat rangka luar bergetar jika terjadi gempa bumi. Sistem peredam menjaga pusat gravitasi tetap dekat dengan pangkalan.
Sistem ini juga menambah massa dengan menambah berat ke bangunan sehingga goyangannya dapat dikontrol ketika gempa. Pada bangunan ini tangga darurat yang berada di tengah menara, dimanfaatkan sebagai massa tersebut untuk mengontrol getaran.
Pondasi bangunan ini dirancang tahan gempa dengan empat tiang serta beton bertulang baja dengan mencapai 164 meter didalam tanah sebagai pijakan menara yang kuat dan kokoh serta menjaga kestabilan bangunan.
Untuk detail bangunan dapat dilihat seperti gambar dibawah.








Sumber


AHMAD SOFIYAN
10315366 (4TA05)
I KADEK BAGUS WIDANA PUTRA
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS GUNADARMA



Kamis, 15 November 2018


PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

A. Pendahuluan
Peran infrastruktur di samping sebagai penunjang dan prasarana pembangunan, juga untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Meskipun perekonomian mulai membaik, pembangunan infrastruktur masih banyak dihadapkan pada berbagai kendala sehingga dukungan infrastruktur bagi pembangunan secara nasional masih lemah. Kondisi infrastruktur jalan masih dalam keadaan kritis akibat kurangnya dana rehabilitasi dan pemeliharaan, memburuknya kualitas konstruksi jalan, dan meningkatnya pelanggaran kelebihan muatan. Pada tahun 2002 sekitar 43 persen jaringan jalan dalam kondisi rusak ringan dan berat, termasuk sekitar 15.016 km jalan nasional dan jalan propinsi serta sekitar 100.132 km jalan kabupaten. Kondisi yang sama juga dialami oleh perkeretaapian dan angkutan laut nasional. Kualitas pelayanan dan keselamatan semakin menurun dengan tidak memadainya operasi dan pemeliharaan, serta banyaknya infrastruktur yang telah melampaui umur teknis.

B. Masalah-masalah yang Terjadi

1. Lambatnya proses restrukturisasi dan reformasi
                Lambatnya penyelesaian restrukturisasi menghambat pembangunan infrastruktur telekomunikasi khususnya pembangunan sambungan tetap. Sejak tahun 1999, pertumbuhan sambungan tetap setiap tahunnya sangat rendah, yaitu di bawah 5 persen sehingga pada akhir tahun 2002, tingkat penetrasi sambungan tetap Indonesia masih di bawah 4 persen, jauh di bawah negara-negara Asia lainnya yang telah mencapai 12 persen. Untuk mendorong pembangunan telekomunikasi, pemerintah melakukan terminasi dini hak ekslusivitas PT Telkom dan PT Indosat. Selain itu, pemerintah juga telah menetapkan kompensasi sebagai konsekuensi dari kebijakan terminasi dini dan mereposisi PT Telkom dan PT Indosat sebagai Full Fixed Network and Service Provider melalui kebijakan duopoli. Baik pemberian kompensasi maupun penetapan kebijakan duopoli belum dapat meningkatkan penetrasi sambungan tetap ataupun menciptakan kompetisi yang sehat antara lain disebabkan oleh belum lengkapnya peraturan pendukung kompetisi, kurang tegasnya sikap terhadap penyelenggara, serta kurang jelasnya pemisahan peran pemerintah dengan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI).    Penyediaan infrastruktur terkait dengan pendayagunaan sumberdaya air terutama untuk penyediaan air irigasi masih memerlukan perhatian besar. Lebih dari 31 persen jaringan irigasi membutuhkan rehabilitasi terutama di daerah-daerah penghasil beras nasional di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Sementara itu fleksibilitas pemanfaatan sumber dana sangat terbatas karena merupakan pinjaman proyek yang bersumber dari luar negeri. Infrastruktur pengendalian daya rusak air terutama untuk pengendalian banjir juga masih belum memadai sehingga di beberapa daerah, bencana banjir menghambat kegiatan ekonomi dan menimbulkan kerusakan baik di permukiman maupun fasilitas publik. Selain itu, kapasitas tampung bangunan penampung air seperti waduk dan bendungan semakin menurun akibat peningkatan sedimentasi sehingga keandalan penyediaan air baik untuk irigasi maupun air baku menjadi menurun. 

2. Kelangkaan listrik
                Masalah kelangkaan listrik sudah mulai terasa sejak tahun 2000 dengan kemampuan pembangkit terutama di sistem Luar Jawa-Madura-Bali (JAMALI) yang mengalami defisit akibat tidak adanya pembangunan pembangkit tenaga listrik yang baru karena menurunnya investasi pemerintah, PT PLN, dan swasta. Hal ini diperparah dengan penurunan kemampuan pembangkit karena pengoperasian yang terus menerus dan penundaan jadwal pemeliharaan. Sampai dengan Oktober 2002, jumlah wilayah yang mengalami defisit tenaga listrik mencakup hampir 140 kabupaten di sistem Luar JAMALI.; sedangkan untuk sistem JAMALI cadangan kapasitasnya telah mencapai tingkat yang mengkuatirkan yaitu sekitar 7 persen.

3. Pemenuhan Kebutuhan Rumah
                Upaya pemenuhan kebutuhan rumah khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah masih jauh dari memadai. Pada tahun 2000, jumlah rumah yang tersedia mencapai 45,6 juta unit dari total rumah tangga sebanyak 51,5 juta tetapi bila dilihat dari tingkat kelayakannya jumlah rumah yang layak huni hanya mencapai 31,4 juta unit; sehingga terdapat akumulasi defisit/back-log yang pada tahun 2003 telah mencapa i 5 , 9 juta unit .

C. Kebijakan Pemerintah

1. Meningkatkan SDM
                Meningkatkan SDM (sumber daya manusia) dengan upaya-upaya sebagai berikut:
·      Wajib belajar 9 tahun
·      Pendidikan anak usia dini
·      peningkatan pendidikan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang relevan terhadap kebutuhan pasar kerja dan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
·      Pendidikan nonformal

2. Pembangunan Ekonomi
                Peningkatan kesejahteraan rakyat didorong oleh pembangunan ekonomi yang diarahkan terutama untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.

3. Pengembangan Sektor Riil
                Mendorong pengembangan sektor riil dengan penggerak sektor industri yang didukung oleh pemanfaatan potensi SDA secara berkelanjutan dan mewujudkan ketahanan pangan yang tangguh.

4. Pembangunan Daerah
                Peningkatan kesejahteraan rakyat didorong oleh PEMBANGUNAN DAERAH yang diarahkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah dengan mengurangi kesenjangan antar wilayah serta mendorong pemanfaatan potensi dan kapasitas masing-masing daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam kaitan itu, prioritas pembangunan daerah tahun 2005 – 2006 diletakkan pada upayaupaya pokok sebagai berikut.
· Meningkatkan penataan ruang dan pengelolaan pertanahan yang didukung oleh penegakan hukum
·    Mendorong pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh khususnya di luar Jawa terutama pada wilayah-wilayah yang mempunyai potensi sumber daya alam dan lokasi strategis untuk dikembangkan sebagai wilayah pertumbuhan antara lain dengan memfasilitasi pengembangan kawasan; mendorong industri pengolahan bahan baku di luar Jawa dengan insentif yang tepat; mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan sebagai kawasan perdagangan bebas; serta meningkatkan kerjasama pembangunan dengan negara-negara tetangga.
·    Mengembangkan perkotaan dan pedesaan melalui pengendalian pertumbuhan kota-kota besar dan metropolitan disertai dengan upaya untuk mengoreksi eksternalitas negatif yang ada, seperti kemacetan lalu lintas dan polusi yang menurunkan kualitas kawasan perkotaan.
·      Mendorong dan membantu Pemerintah Daerah dalam melakukan berbagai upaya guna meningkatkan ketersediaan kebutuhan dasar masyarakat di wilayah-wilayah yang masih tertinggal.
· Mengembangkan kerjasama pembangunan sektoral dan daerah dalam rangka pemberdayaan masyarakat daerah dengan memberdayakan masyarakat miskin dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, perumahan.

5. Pemenuhan kebutuhan tenaga listrik
                Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik bagi kegiatan ekonomi dan rumah tangga, penjualan listrik diupayakan tumbuh rata-rata sekitar 6 – 7 persen per tahun.

6. Pembangunan Transportasi
                Pembangunan transportasi tahun 2005 – 2006 diarahkan pada pemeliharaan, rehabilitasi, dan peningkatan pembangunan: jalan dan jembatan; angkutan lalu lintas jalan; angkutan kereta api;

7. Pembangunan Perumahan dan Permukiman
                Dikembangkan sumber pembiayaan jangka panjang bagi pembangunan perumahan serta kepemilikan rumah; pembangunan rumah susun milik dan sewa; pembangunan rumah sederhana dan rumah sederhana sehat; pemberdayaan komunitas permukiman untuk mendorong pembangunan perumahan swadaya; perbaikan dan rehabilitasi rumah tidak layak huni; penataan kawasan kumuh.

8. Pembangunan Sumber Daya Air
                Dalam rangka pembangunan sumberdaya air terutama untuk memenuhi kebutuhan air irigasi guna mendukung ketahanan pangan nasional, operasi dan pemeliharaan infrastruktur irigasi terus diupayakan untuk mempertahankan tingkat layanan dan infrastruktur dan menghindari terjadinya rehabilitasi besar-besaran.

Senin, 02 Oktober 2017

Tugas 1 Penulisan dan Presentasi

Pengaruh Penggunaan Pasir Pantai untuk Pengganti Pasir Biasa (Pasir Sungai) pada Beton Bertulang




1.1              Latar Belakang
Pasir merupakan salah satu bahan campuran bagi beton, sehingga pasir sangat penting dalam sebuah konstruksi. Hal ini membuat ketersediaan pasir harus diperhatikan. SNI 03-6861.1-2002 [3], menyebutkan bahwa agregat halus yang digunakan pada struktur beton sebaiknya menggunakan pasir sungai. Hal tersebut berlainan dengan daerah-daerah yang berada di pesisir pantai, dimana ketersediaan pasir biasa (pasir sungai) yang sangat sedikit dibandingkan pasir pantai.
Pemanfaatan penggunaan pasir pantai dalam pekerjaan konstruksi beton dari sisi ekonomi memang mempunyai keuntungan. Salah satunya adalah meningkatkan pendapatan masyarakat pengumpul pasir laut yang tersebar di seluruh daerah yang ada di daerah pesisir pantai. Disamping itu potensi ketersediaan pasir pantai cukup besar dan mampu mengakomodir semua jenis pekerjaan konstruksi beton yang ada di Indonesia khususnya pesisir pantai.
Menurut SNI 03-2847-2002 pasal 3.13 mendefinisikan beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua bahan tersebut bekerja sama dalam memikul gaya-gaya. Beton bertulang terbuat dari gabungan antara beton dan tulangan baja. Beton bertulang memiliki sifat yang sama seperti bahan-bahan penyusunnya yaitu sangat kuat terhadap beban tekan dan beban tarik.
Sistem struktur bangunan yang dibuat dengan beton bertulang dirancang dari prinsip dasar desain dan penelitian elemen beton bertulang yang menerima gaya-gaya dalam seperti gaya geser, gaya aksial, momen lentur, dan momen puntir. Di dalam struktur ini, memiliki kekuatan tekan yang besar namun lemah terhadap tegangan tarik. Karena itulah baja tulangan ditanam di dalam beton untuk menahan tegangan tarik. Hal-hal yang mempengaruhi kualitas beton bertulang antara lain lekatan antara beton dan baja yang mencegah slip tulangan, derajat kedap beton yang melindungi tulangan baja dari korosi, dan tingkat pemuaian antara baja dan beton yang dapat menghilangkan beda tegangan antara keduanya.
Adapun pengujian ini akan membandingkan antara pasir pantai dan pasir biasa (pasir sungai) dalam hal berbagai kandungan kimia dari kedua pasir tersebut, kuat tekan beton, kuat tarik beton, nilai elastisitas, nilai slump, dan lendutan yang dihasilkan. Hasil yang didapat menentukan kelayakan pasir pantai sebagai bahan pada beton bertulang.



1.2      Rumusan Masalah
          Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.      Bagaimana kandungan-kandungan kimia yang ada di pasir pantai maupun pasir sungai?
b.       Bagaimana kuat tekan beton dari pasir pantai maupun pasir sungai?
c.      Apakah layak pasir pantai sebagai pengganti pasir sungai sebagai campuran pada beton bertulang?





1.3     Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.       Menentukan kandungan-kandungan kimia dari kedua sampel tersebut.
b.       Menentukan kuat tekan dari kedua sampel tersebut.
c.     Menentukan kelayakan pasir pantai sebagai pengganti pasir sungai sebagai    campuran pada beton bertulang.



Selasa, 11 Juli 2017

DYNAMIC PROGRAMMING

DYNAMIC PROGRAMMING

AHMAD SOFIYAN
2TA05
10315366

Definisi System Dynamic Programming

Dynamic programming problems adalah masalah multi tahap(multistage) dimana keputusan dibuat secara berurutan (in sequence).
Pemrograman dinamis (dynamic programming) adalah metode pemecahan masalah dengan cara menguraikan solusi menjadi sekumpulan langkah (step) atau tahapan (stage) sedemikian rupa sehingga solusi dari permasalahan ini dapat dipandang dari serangkaian keputusan-keputusan kecil yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Penyelesaian persoalan dengan pemrograman dinamis ini akan menghasilkan sejumlah berhingga pilihan yang mungkin dipilih, lalu solusi pada setiap tahap-tahap yang dibangun dari solusi pada tahap sebelumnya, dan dengan metode ini kita menggunakan persyaratan optimasi dan kendala untuk membatasi sejumlah pilihan yang harus dipertimbangkan pada suatu tahap.

Karakteristik Persoalan yang dimiliki oleh Program Dinamis:
Persoalan dapat dibagi menjadi beberapa tahap (stage), yang pada setiap tahap hanya dapat diambil satu keputusan.
Masing-masing tahap terdiri dari sejumlah status (state) yang berhubungan dengan tahap tersebut. Secara umum, status merupakan bermacam kemungkinan masukan yang ada pada tahap tersebut. Jumlahnya bisa berhingga atau tak berhingga.
Hasil dari keputusan yang diambil pada setiap tahap ditransformasikan dari status yang bersangkutan ke status berikutnya pada tahap berikutnya.
Ongkos (cost) pada suatu tahap meningkat secara teratur (steadily) dengan bertambahnya jumlah tahapan.
Ongkos pada suatu tahap bergantung pada ongkos tahap-tahap yang sudah berjalan dan ongkos pada tahap tersebut.
Keputusan terbaik pada suatu tahap bersifat independen terhadap keputusan yang dilakukan pada tahap sebelumnya.
Adanya hubungan rekursif yang mengidentifikasikan keputusan terbaik untuk setiap status pada tahap k memberikan keputusan terbaik untuk setiap status pada tahap k + 1.
Prinsip optimalitas berlaku pada persoalan tersebut.
Langkah-langkah Pengembangan Algoritma Program Dinamis sebagai berikut:
Karakteristikkan struktur solusi optimal.
Definisikan secara rekursif nilai solusi optimal.
Hitung nilai solusi optimal secara maju atau mundur.
Konstruksi solusi optimal.
Kelebihan dan kekurangan System Dynamic Programming
Kelebihan:
Mengoptimalkan penyelesaian suatu masalah tertentu yang diuraikan menjadi sub-submasalah yang lebih kecil yang terkait satu sama lain dengan tetap memperhatikan kondisi dan batasan permasalahan tersebut.
Proses pemecahan suatu masalah yang kompleks menjadi sub-sub masalah yang lebih kecil membuat sumber permasalahan dalam rangkaian proses masalah tersebut menjadi lebih jelas untuk diketahui.
Pendekatan dynamic programming dapat diaplikasikan untuk berbagai macam masalah pemrograman matematik, karena dynamic programming cenderung lebih fleksibel daripada teknik optimasi lain.
Prosedur perhitungan dynamic programming juga memperkenankan bentuk analisissensitivitas terdapat pada setiap variabel status (state) maupun pada variabel yang ada di masing-masing tahap keputusan (stage).
Dynamic programming dapat menyesuaikan sistematika perhitungannya menurut ukuran masalah yang tidak selalu tetap dengan tetap melakukan perhitungan satu persatu secara lengkap dan menyeluruh.
Kelemahan:
Penggunaan dynamic programming jika tidak dilakukan secara tepat, akan mengakibatkan ketidakefisienan biaya maupun waktu. Karena dalam menggunakan dynamic programming diperlukan keahlian, pengetahuan, dan seni untuk merumuskansuatu masalah yang kompleks, terutama yang berkaitan dengan penetapan fungsi transformasi dari permasalahan tersebut.


Masalah Alokasi Sumber Daya yang Terbatas
Model alokasi dalam permasalahan program linear merupakan aplikasi yang paling praktis. Semua model alokasi biasanya mencoba untuk mengalokasi-kan suatu sumber daya yang terbatas supaya mengoptimalkan hasil dari alokasi itu. Sumber daya yang terbatas itu dapat berupa lahan, bahan baku,tenaga kerja, mesin, modal, waktu, dan lain lain. Alokasi ini dilakukan untuk memaksimalkan laba atau memperkecil biaya, atau mengoptimalkan ukuran-ukuran efisiensi lain yang ditetapkan oleh keputusan pembuat

Masalah Muatan (Cargo-loading)
Cargo handling adalah kegiatan pelayanan terhadap muatan / barang (keluar dan masuk) yang melalui bandar udara, meliputi loading unloading, pemindahan dari pesawat udara ketempat penyimpanan (gudang cargo), menyusun dan menyimpan barang tersebut serta menyerahkan kepada pemiliknya, atau sebaliknya menerima dari si pemilik, disusun didalam tempat penyimpanan (gudang cargo), dipindahkan dari tempat penyimpanan ke pesawat udara dan memuat serta menyusun didalam ruangan compartment pesawat udara, dengan pengertian bahwa melaksanakan semua kegiatan tersebut dengan pengetahuan serta keahlian.
Untuk kegiatan Loading, dilakukan pada saat Pre Flight artinya kegiatan memuat barang (bagasi, kargo dan mail) dilakukan sebelum pesawat melakukan penerbangan oleh petugas-petugas ground handling. Stage dalam persoalan ini adalah jumlah barang yang harus diangkut dengan syarat tanpa melampaui kapasitas serta dapat memaksimumkan pendapatan.








Sumber:

http://soalparna.blogspot.co.id/2015/03/teori-system-dynamic-programming.html

Rabu, 31 Mei 2017

MODEL ARUS JARINGAN

MODEL ARUS JARINGAN
(TUGAS 3 RISET OPERASI)

AHMAD SOFIYAN
2TA05
10315366
(NPM GENAP)

A. MENENTUKAN RUTE TERPENDEK









B. SPANNING TREE



TOTAL SPANNING TREE = 5+4+4+6+8+3+6+4+6 = 46

Kamis, 27 April 2017

TEORI ANTRIAN

TEORI ANTRIAN

NAMA : AHMAD SOFIYAN
KELAS : 2TA05
NPM : 10315366

Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari–hari. Menunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, pada pintu jalan tol, pada bank, pada kasir supermarket, dan situasi–situasi yang lain merupakan kejadian yang sering ditemui. Studi tentang antrian bukan merupakan hal yang baru.
Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Pada banyak hal, tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah timbulnya antrian. Akan tetapi biaya karena memberikan pelayanan tambahan, akan menimbulkan pengurangan
Sejarah Teori Antrian
Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan sangatlah menjengkelkan. Rata – rata lamanya waktu menunggu (waiting time) sangat tergantung kepada rata – rata tingkat kecepatan pelayanan (rate of services). Teori tentang antrian diketemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan automatic dialing equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara otomatis. Dalam waktu – waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk melayani para penelepon secepatnya, sehingga para penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama.
Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone
Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987).
Pengertian Antrian
Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi sistem yang berbeda – beda di mana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas. Klasifikasi menurut Hil ier dan Lieberman adalah sebagai berikut :



Sistem pelayanan komersial
Sistem pelayanan bisnis – industri
Sistem pelayanan transportasi
Sistem pelayanan social
Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dari model – model antrian, seperti restoran, kafetaria, toko – toko, salon, butik, supermarket, dan sebagainya.
Sistem pelayanan bisnis – industri mencakup lini produksi, sistem material – handling, sistem pergudangan, dan sistem – sistem informasi komputer. Sistem pelayanan sosial merupakan sistem – sistem pelayanan yang dikelola oleh kantor – kantor dan jawatan – jawatan lokal maupun nasional, seperti kantor registrasi SIM dan STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan lain – lain (Subagyo, 2000).

Komponen Dasar Antrian

Komponen dasar proses antrian adalah :

KEDATANGAN
Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil, panggilan telepon untuk dilayani, dan lain – lain. Unsur ini sering dinamakan proses input. Proses input meliputi sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling population, dan cara terjadinya kedatangan yang umumnya merupakan variabel acak. Menurut Levin, dkk (2002), variabel acak adalah suatu variabel yang nilainya bisa berapa saja sebagai hasil dai percobaan acak. Variabel acak dapat berupa diskrit atau kontinu. Bila variabel acak hanya dimungkinkan memiliki beberapa nilai saja, maka ia merupakan variabel acak diskrit. Sebaliknya bila nilainya dimungkinkan bervariasi pada rentang tertentu, ia dikenal sebagai variabel acak kontinu.

PELAYAN
Pelayan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih pelayan, atau satu atau lebih fasilitas pelayanan. Tiap – tiap fasilitas pelayanan kadang – kadang disebut sebagai saluran (channel) (Schroeder, 1997). Contohnya, jalan tol dapat memiliki beberapa pintu tol. Mekanisme pelayanan dapat hanya terdiri dari satu pelayan dalam satu fasilitas pelayanan yang ditemui pada loket seperti pada penjualan tiket di gedung bioskop.

ANTRI
Inti dari analisa antrian adalah antri itu sendiri. Timbulnya antrian terutama tergantung dari sifat kedatangan dan proses pelayanan. Jika tak ada antrian berarti terdapat pelayan yang menganggur atau kelebihan fasilitas pelayanan (Mulyono, 1991).
Penentu antrian lain yang penting adalah disiplin antri. Disiplin antri adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri. Menurut Siagian (1987), ada 5 bentuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan, yaitu :
FirstCome FirstServed (FCFS) atau FirstIn FirstOut (FIFO) artinya, lebih dulu datang (sampai), lebih dulu dilayani (keluar). Misalnya, antrian pada loket pembelian tiket bioskop.
 LastCome FirstServed (LCFS) atau LastIn FirstOut (LIFO) artinya, yang tiba terakhir yang lebih dulu keluar. Misalnya, sistem antrian dalam elevator untuk lantai yang sama.
Service In Random Order (SIRO) artinya, panggilan didasarkan pada peluang secara random, tidak soal siapa yang lebih dulu tiba.
Priority Service (PS) artinya, prioritas pelayanan diberikan kepada pelanggan yang mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang mempunyai prioritas lebih rendah, meskipun yang terakhir ini kemungkinan sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu. Kejadian seperti ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang dalam keadaan penyakit lebih berat dibanding dengan orang lain dalam suatu tempat praktek dokter.
 Dalam hal di atas telah dinyatakan bahwa entitas yang berada dalam garis tunggu tetap tinggal di sana sampai dilayani. Hal ini bisa saja tidak terjadi. Misalnya, seorang pembeli bisa menjadi tidak sabar menunggu antrian dan meninggalkan antrian. Untuk entitas yang meninggalkan antrian sebelum dilayani digunakan istilah pengingkaran (reneging). Pengingkaran dapat bergantung pada panjang garis tunggu atau lama waktu tunggu. Istilah penolakan (balking) dipakai untuk menjelaskan entitas yang menolak untuk bergabung dalam garis tunggu (Setiawan, 1991).

STRUKTUR ANTRIAN
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian :
1.       Single Channel – Single Phase
2.       Single Channel – Multi Phase
3.       Multi Channel – Single Phase
4.       Multi Channel – Multi Phase
(NPM genap menjelaskan  Single Channel – Single Phase dan Single Channel – Multi Phase)
1.       SINGLE CHANNEL – SINGLE PHASE
Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.
Contoh : Belanja di Supermarket
2.       SINGLE CHANNEL – MULTI PHASE
Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan (dalam phasephase). Sebagai contoh : pencucian mobil.
Mekanisme Pelayanan
Contoh : Membeli Tiket Kereta
Ada 3 aspek yang harus diperhatikan dalam mekanisme pelayanan, yaitu :
TERSEDIANYA PELAYANAN
Mekanisme pelayanan tidak selalu tersedia untuk setiap saat. Misalnya dalam pertunjukan bioskop, loket penjualan karcis masuk hanya dibuka pada waktu tertentu antara satu pertunjukan dengan pertunjukan berikutnya. Sehingga pada saat loket ditutup, mekanisme pelayanan terhenti dan petugas pelayanan (pelayan) istirahat.
KAPASITAS PELAYANAN
Kapasitas dari mekanisme pelayanan diukur berdasarkan jumlah langganan yang dapat dilayani secara bersama – sama. Kapasitas pelayanan tidak selalu sama untuk setiap saat; ada yang tetap, tapi ada juga yang berubah – ubah. Karena itu, fasilitas pelayanan dapat memiliki satu atau lebih saluran. Fasilitas yang mempunyai satu saluran disebut saluran tunggal atau sistem pelayanan tunggal dan fasilitas yang mempunyai lebih dari satu saluran disebut saluran ganda atau pelayanan ganda.
LAMANYA PELAYANAN
Lamanya pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani seorang langganan atau satu – satuan. Ini harus dinyatakan secara pasti. Oleh karena itu, waktu pelayanan boleh tetap dari waktu ke waktu untuk semua langganan atau boleh juga berupa variabel acak. Umumnya dan untuk keperluan analisis, waktu pelayanan dianggap sebagai variabel acak yang terpencar secara bebas dan sama serta tidak tergantung pada waktu pertibaan (Siagian, 1987).
MODEL – MODEL ANTRIAN
Pada pengelompokkan model – model antrian yang berbeda – beda akan digunakan suatu notasi yang disebut dengan Notasi Kendall. Notasi ini sering dipergunakan karena beberapa alas an. Diantaranya, karena notasi tersebut merupakan alat yang efisien untuk mengidentifikasi tidak hanya model – model antrian, tetapi juga asumsi – asumsi yang harus dipenuhi (Subagyo, 2000).


ELEMEN DASAR MODEL ANTRIAN

Faktor utama : customer dan server.

Elemen dasar :

Distribusi kedatangan customer.
Distribusi waktu pelayanan.
Disain fasilitas pelayanan (seri, paralel atau jaringan).
Disiplin antrian (pertama datang pertama dilayani, terakhir datang pertama dilayani, pelayanan secara acak) dan prioritas pelayanan.
Ukuran antrian (terbatas atau tidak terbatas).
Sumber pemanggilan (terbatas atau tidak terbatas).
Perilaku manusia
PROSEDUR ANTRIAN

Tentukan sistem antrian yang harus dipelajari
Tentukan model antrian yang cocok
Gunakan formula matematik atau metode simulasi untuk menganalisa model antrian


KOMPONEN SISTEM ANTRIAN

Populasi masukan
Berapa banyak pelanggan potensial yang masuk sistem antrian

Distribusi kedatangan
Menggambarkan jumlah kedatangan per unit waktu dan dalam periode waktu tertentu berturut-turut dalam waktu yang berbeda

Disiplin pelayanan
Pelanggan yang mana yang akan dilayani lebih dulu : a. FCFS (first come, first served) b. LCFS (last come, first served) c. Acak d. prioritas

Fasilitas Pelayanan
mengelompokkan fasilitas pelayanan menurut jumlah yang tersedia : a. Single-channel b. multiple-channel

Distribusi Pelayanan
Berapa banyak pelanggan yang dapat dilayani per satuan waktu
Berapa lama setiap pelanggan dapat dilayani
KAPASITAS SISTEM PELAYANAN

memaksimumkan jumlah pelanggan yang diperkenankan masuk dalam sistem

KARAKTERISTIK SISTEM LAINNYA

pelanggan akan meninggalkan sistem jika antrian penuh, dsb

KARAKTERISTIK SISTIM ANTRIAN

Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu :

Kedatangan , populasi yang akan dilayani (calling population)
Antrian
Fasilitas pelayanan
Masing-masing komponen dalam sistim antrian tersebut mempunyai karakteristik sendiri-sendiri.

NOTASI DALAM SISTEM ANTRIAN

n              = jumlah pelanggan dalam sistem
Pn           = probabilitas kepastian n pelanggan dalam sistem
λ              = jumlah rata-rata pelanggan yang datang persatuan waktu
µ             = jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani per satuan waktu
Po           = probabilitas tidak ada pelanggan dalam sistem
p              = tingkat intensitas fasilitas pelayanan
L              = jumlah rata-rata pelanggan yang diharapkan dlm sistem
Lq           = jumlah pelanggan yang diharapkan menunggu dalam antrian
W            = waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama dalam sistem
Wq          = waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama menunggu
dalam antrian

1/µ          = waktu rata-rata pelayanan
1/λ           = waktu rata-rata antar kedatangan
S             = jumlah fasilitas pelayanan

sumber:

Jumat, 31 Maret 2017

METODE SIMPLEKS

METODE SIMPLEKS

NAMA : AHMAD SOFIYAN
KELAS : 2TA05
NPM : 10315366

A.    Pengertian
Metode simpleks adalah salah satu teknik penyelesaian dalam program linear yang dipakai untuk teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan yang berhubungan dengan pengalokasian sumberdaya secara optimal. Metode simpleks digunakan umtuk mencari nilai optimal dari program linear yang melibatkan banyak constraint (pembatas) dan banyak variabel. Penemuan metode ini merupakan lompatan besar dalamriset operasi dan digunakan sebagai prosedur penyelesaian dari setiap program komputer.
B. Pendahuluan
Metode penyelesaian program linier dengan metode simpleks pertamakali dikemukakan oleh George Dantzig pada tahun 1947. Metode ini menjadi terkenal ketika diketemukan alat hitung elektronik dan menjadi popular ketika munculnya computer. Proses perhitungan metode ini dengan melakukan iterasi berulang-ulang sampai tercapai hasil optimal dan proses perhitungan ini menjadi mudah dengan komputer.
Selanjutnya berbagai alat dan metode dikembangkan untuk menyelesaikan masalah program linear bahkan sampai pada masalah riset operasi hingga tahun 1950an seperti pemrogaman dinamik, teori antrian, dan persediaan.
Program Linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai tujuan tunggal seperti memaksimumkan atau meminimumkan biaya. Program linier banyak diterapkan dalam membantu menyelesaikan masalah ekonomi, industri, militer, social, dan lain-lain.
Karakteristik persoalan dalam program linier adalah sebagai berikut :
  1. Ada tujuan yang ingin dicapai
  2. Tersedia beberapa alternatif untuk mencapai tujuan
  3. Sumberdaya dalam keadaan terbatas
  4. Dapat dirumuskan dalam bentuk matematika (persaman/ketidaksamaan)

C. Langkah-langkah
  1. MENGUBAH FUNGSI TUJUAN
F = a1x1 + . . . + anxn →             F – a1x1 – . . . – anxn = 0
Dengan kata lain, kita menegatifkan konstanta dari variabel-variabel tersebut sehingga hasilnya sama dengan nol.
  1. MENGUBAH FUNGSI BATASAN KE BENTUK KANONIK (SLACK VARIABLE)
a11x1 + a12x2 ≤ b1 → a11x1 + a12x2 + s1 = b1
a21x1 + a22x2 ≤ b2 → a21x1 + a22x2 + s2 = b2
  1. MENGISI TABEL SIMPLEKS
Tabel simpleks berbentuk seperti berikut :

VB
X1
X2
S1
S2
S3
NK
F
-a1
-a2
0
0
0
0
S1
a11
a12
1
0
0
b1
S2
A21
A22
0
1
0
b2
S3
a31
a32
0
0
1
b3

  1. MENENTUKAN KOLOM KUNCI
Kolom kunci ditentukan dengan cara mencari nilai yang kolom paling kecil dari F. Kita misalkan X2 adalah nilai yang paling terkecil, jadi tabelnya akan berbentuk seperti berikut :

VB
X1
X2
S1
S2
S3
NK
F
-a1
-a2
0
0
0
0
S1
a11
a12
1
0
0
B1
S2
a21
a22
0
1
0
B2
S3
a31
a32
0
0
1
B3

  1. MENENTUKAN BARIS KUNCI
Pertama, kita harus menentukan index dengan cara membagi NK dengan kolom kunci (NK/kolom kunci). Setelah itu, cari nilai dari index tersebut yang terkecil. Maka kita akan memperoleh baris kunci. Kita misalkan S2.

VB
X1
X2
S1
S2
S3
NK
INDEX
F
-a1
-a2
0
0
0
0
0/-a2
S1
a11
a12
1
0
0
b1
b1/a12
S2
a21
a22
0
1
0
b2
b2/a22
S3
a31
a32
0
0
1
b3
b3/a32

  1. MENENTUKAN ANGKA KUNCI
Angka kunci merupakan pertemuan antara kolom kunci dengan baris kunci. Jadi, kita memperoleh a22 sebagai angka kunci.
  1. MEMBUAT BARIS KUNCI BARU
Baris kunci bari diperoleh dengan cara membagi baris S2 dengan angka kunci. Seperti pada tabel berikut:

VB
X1
X2
S1
S2
S3
NK
F
-a1
-a2
0
0
0
0
S1
a11
a12
1
0
0
b1
X1
a21/ a22
1
0/ a22
1/ a22
0/ a22
b2/ a22
S3
a31
a32
0
0
1
b3

  1. OBE TABEL
VB
X1
X2
S1
S2
S3
NK
F
-a1
-a2
0
0
0
0
S1
a11
a12
1
0
0
b1
X1
a21/ a22
1
0/ a22
1/ a22
0/ a22
b2/ a22
S3
a31
a32
0
0
1
b3
Baris F ditambah a2 kali baris X1
Baris S1 dikurang a12 kali baris X1
Baris S3 dikurang a32 kali baris X1
  1. MENGUJI OPTIMASI ATAU MENGECEK KEPOSITIFAN DARI BARIS F

VB
X1
X2
S1
S2
S3
NK
F
-a1
-a2
0
0
0
0
S1
a11
a12
1
0
0
b1
X1
a21/ a22
1
0/ a22
1/ a22
0/ a22
b2/ a22
S3
a31
a32
0
0
1
b3

Jika baris F bernilai positif,maka langkah telah selesai. Tapi,jika masih ada nilai dari baris F yang bernilai negatif, maka ulangi lagi dari langkah 4 yaitu menentukan kolom kunci.

Contoh Soal :
Selesaikan kasus berikut ini menggunakan metode simpleks :
Maksimum z = 8 x+ 9 x2 + 4x3
Kendala :
x1 + x2 + 2x≤ 2
2x1 + 3x2 + 4x≤ 3
7x1 + 6x2 + 2x≤ 8
x1,x2,x≥ 0
PENYELESAIAN :
Bentuk bakunya adalah :
Maksimum z = 8 x+ 9 x2 + 4x+ 0s1 + 0s2 + 0s3 atau
z – 8 x– 9 x2 – 4x+ 0s1 + 0s2 + 0s3 = 0
KENDALA :
x1 + x2 + 2x+ s1  = 2
2x1 + 3x2 + 4x+ s2 = 3
7x1 + 6x2 + 2x3  + s= 8
x1,x2,x,s1 , s2 , s3 ≥ 0

SOLUSI / TABLE AWAL SIMPLEKS :

VB
X1
X2
X3
S1
S2
S3
NK
Rasio
Z
-8
-9
-4
0
0
0
0
S1
1
1
2
1
0
0
2
S2
2
3
4
0
1
0
3
S3
7
6
2
0
0
1
8
Karena nilai negative terbesar  ada pada kolom X2, maka kolom X2 adalah kolom pivot dan X2 adalah variabel masuk. Rasio pembagian nilai kanan  dengan kolom pivot terkecil adalah 1 bersesuaian  dengan  baris s2, maka baris s2 adalah baris pivot dan s2 adalah varisbel keluar. Elemen pivot adalah 3.

VB
X1
X2
X3
S1
S2
S3
NK
Rasio
Z
-8
-9
-4
0
0
0
0
S1
1
1
2
1
0
0
2
2
S2
2
3
4
0
1
0
3
1
S3
7
6
2
0
0
1
8
8/6

ITERASI 1
Nilai pertama yang kita miliki adalah nilai baris  pivot baru (baris x2). Semua nilai pada baris s2 pada tabel solusi awal dibagi dengan 3 (elemen pivot).

VB
X1
X2
X3
S1
S2
S3
NK
Rasio
Z
S1
x2
2/3
1
4/3
0
1/3
0
1
S3
Perhitungan nilai barisnya :

BARIS Z :
-8         -9         -4         0          0          0          0
-9 (  2/3          1         4/3       0          1/3        0          1 )   –
-2           0          8         0           3         0         9

BARIS S1 :
1          1          2          1          0          0          2
1   (2/3        1          4/3       0          1/3       0          1 ) –
1/3       0          2/3       1          -1/3      0          1

BARIS S3 :
7          6          2          0          0          1          8
     6  ( 2/3        1          4/3        0          1/3       0          1 ) –
3          0          -6         0          -2         1          2

Maka tabel iterasi 1 ditunjukkan tabel di bawah. Selanjutnya kita periksa apakah tabel sudah optimal atau belum. Karena nilai baris z di bawah variabel x1 masih negatif, maka tabel belum optimal. Kolom dan baris pivotnya ditandai pada tabel di bawah ini :

VB
X1
X2
X3
S1
S2
S3
NK
Rasio
Z
-2
0
8
0
3
0
9
S1
1/3
0
2/3
1
-1/3
0
1
3
X2
2/3
1
4/3
0
1/3
0
1
3/2
S3
3
0
-6
0
-2
1
2
2/3
Variabel masuk  dengan demikian adalah X1 dan variabel  keluar adalah S3 .Hasil perhitungan iterasi ke 2 adalah sebagai berikut :


ITERASI 2 :
VB
X1
X2
X3
S1
S2
S3
NK
Rasio
Z
0
0
4
0
5/3
2/3
31/3
S1
0
0
4/3
1
-1/9
-1/9
7/9
X2
0
1
8/3
0
7/9
-2/9
5/9
X1
1
0
-2
0
-2/3
1/3
2/3
Tabel sudah optimal, sehingga perhitungan iterasi dihentikan !
Perhitungan dalam simpleks menuntut ketelitian  tinggi, khususnya jika angka yang digunakan adalah pecahan. Pembulatan harus diperhatikan dengan baik. Disarankan jangan menggunakan bentuk bilangan desimal, akan lebih teliti jika menggunakan bilangan pecahan. Pembulatan dapat menyebabkan iterasi lebih panjang atau bahkan tidak selesai karena ketidaktelitian dalam melakukan pembulatan.
Perhitungan iteratif dalam simpleks pada dasarnya merupakan pemeriksaan satu per satu titik-titik ekstrim layak pada daerah penyelesaian. Pemeriksaan dimulai dari kondisi nol (dimana semua aktivitas/variabel keputusan bernilai nol). Jika titik ekstrim berjumlah n, kemungkinan terburuknya kita akan melakukan perhitungan iteratif sebanyak n kali.

sumber: